• Uncategorized
  • 0

AHA MyTV – Modem Internet Tv

Setelah resmi diluncurkan, modem terbaru dari Bakrie Connectivity yakni AHA MyTV hadir di kantor kami untuk diuji. Proses pengujian terhadap AHA MyTV saya lakukan selama sekitar dua minggu dengan harapan dapat memberi hasil yang maksimal untuk Anda yang tertarik pada modem ini.Dibanderol dengan harga yang tak sampai Rp 400 ribu membuat apa yang ditawarkan oleh Bakrie Connectivity kali ini terasa cukup istimewa. Pasalnya, modem AHA generasi pertama keluar dengan harga Rp.499 ribu yang tentu, tanpa disertai dengan aplikasi MyTV ini.
Pada paket penjualannya, selain modem dan kartu AHA, Anda akan mendapatkan Buku Panduan 2 bahasa, informasi paket internet yang tersedia, informasi garansi produk, kartu Qualification Card, dan lembar informasi keamanan. Awalnya saya pikir kartu Qualification tersebut “tidak penting”, namun belakangan saya mengetahui kegunaan dari kartu kecil berstempel “QC PASS” dan tanggal tersebut.

Lalu apa gunanya? Jika Anda membaca lembar ketentuan garansi, di sana disebutkan bahwa Huawei memberi jaminan produk selama 12 bulan dari tanggal pembelian. Dan jika saat klaim Anda tidak dapat menunjukkan bukti pembelian, maka masa garansi yang dipakai oleh Huawei adalah 15 bulan sejak tanggal produksi. Nah, tanggal di QC ini bisa kita jadikan acuan kalau bon pembelian terselip entah ke mana.

Perhatikan juga kartu perdananya agar jangan sampai hilang, karena ada PIN registrasi yang Anda perlukan untuk mendaftarkan nomor dan perangkat Anda ke laman AHA.

Desain modem ini sangat minimalis. Tak seperti pendahulunya yang memiliki colokan USB “swiwel”, AHA MyTV tampil layaknya modem USB maupun flashdisk pada umumnya yang dibekali tutup untuk melindungi konektor USB. Kita akan menemukan corak dot atau titik di beberapa bagian bodinya yang terbalut warna putih sehingga menjadikannya elegan, sekaligus menjadikannya cepat dan mudah kotor seperti yang saya alami. Namun meski begitu, material yang digunakan memungkinkannya untuk mudah dibersihkan. Sedangkan untuk menandai modem sedang bekerja, ditanamkan lampu LED biru yang berkedip secara berkala.

Oke, sekarang mari kita mulai menghubungkannya dengan komputer. Seperti biasa, jendela Main Otomatis akan terbuka setelah komputer berhasil “mengenali” modem. Saya pun melakukan pemasangan AHA Dialer hingga selesai.

Nah, ada yang menjadi “ciri khas” modem-modem AHA ketika proses start-up berlangsung. Komputer akan memainkan potongan lagu, “That’s the way, aha-aha.. I like it, aha-aha..” Perhatikan lingkungan sekitar Anda agar tak mengganggu, apalagi jika volume komputer disetel maksimal. Setelah itu bisa dipastikan tak lama kemudian layar Home AHA Dialer akan muncul. Jendela pop-up akan timbul menanyakan apakah kita mau langsung terhubung ke internet? Produk modem AHA sejak generasi awal diklaim telah membawa Google Chrome sebagai peramban standarnya. Namun anehnya ketika saya mencoba memilih logo Chrome pada komputer yang belum diinstal browser tersebut, justru yang terbuka adalah browser lain yang memang sudah terinstal pada komputer.

Untuk proses koneksi pertama kali, saya tak bisa dengan serta merta membuka laman favorit saya karena terlebih dahulu dibawa ke halaman registrasi prabayar AHA – dan hal ini cukup menyita waktu. Jadi saya sarankan kepada Anda agar jangan lakukan ini ketika sedang terdesak untuk terhubung ke internet. Mencoba mangkir dengan membuka tab baru dan mengetikkan alamat lain? Tak akan ada gunanya, karena yang akan muncul hanyalah “Notifikasi AHA.”

Sistem juga akan secara otomatis mengunduh berkas MyTV yang saya perlukan untuk menjalankan fitur internet TV di komputer.

Ketika setahun lalu diluncurkan, salah satu “jualan utama” Bakrie Connectivity pada produk AHA-nya adalah kecepatan jaringannya yang akan membuat Anda dapat mengakses video di YouTube “tanpa Buffering”. Hal ini dimungkinkan karena selain memiliki jalur khusus ke Google untuk akses ke YouTube, saat itu pengguna AHA belumlah sebanyak sekarang. Saya dan banyak pengguna pun telah membuktikan hal tersebut saat itu.

Nah, saat launching modem ini di Jakarta, saya menangkap kata-kata Meneer Erik Meijer yang cukup menarik ketika presentasi produk di depan wartawan. Beliau mengatakan bahwa dengan jaringan AHA, pengguna dapat memainkan video YouTube dengan sedikit buffering (tak lagi memakai “tanpa”). Apakah itu berarti kecepatan AHA mengalami penurunan? Jika hal itu benar, bagaimana pun, saya harus mengapresiasi kejujuran beliau.

Salah satu cara pembuktian yang bisa dipertanggung-jawabkan adalah dengan “bantuan” situs speedtest.net dan pingtest.net. Hasil kecepatan yang saya dapatkan dari beberapa kali tes memang bervariasi, namun sayangnya tak pernah lebih dari 1 Mbps baik download maupun upload.

Hasil kedua tes ini didapat dari lokasi pengujian di kantor kami yang terletak antara Kebon Jeruk dan Tomang, Jakarta Barat.

Lalu saya pun coba membuktikan perkataan Erik Meijer tersebut. Memilih dan memainkan beberapa video dari YouTube secara acak dan di hari yang berbeda, terasa sekali bahwa secara kuantitas, buffering menjadi lebih sering ketimbang setahun lalu. Sedangkan secara kualitas, proses buffer tersebut juga semakin lama. Bahkan ketika saya coba di daerah Perumnas Tangerang tempat saya tinggal, bufferingnya lebih sering dan lama lagi.

Dua kondisi pengujian yang saya lakukan adalah, pertama saya coba mengakses di komputer sendiri. Kedua, saya coba untuk melakukan thetering di mana komputer saya memancarkan gelombang WLAN dan komputer lain memanfaatkan sinyal AHA saya tersebut untuk membuka video di YouTube.

Namun perlu dicatat bahwa browsing tak hanya melulu nonton video di YouTube. Selama masa pengujian, saya menjadikan modem AHA ini “nyawa kedua” saya untuk bekerja karena internet kantor sering sekali error atau lambat. Bukan tanpa alasan, tentu. Jaringan milik Bakrie Connectivity ini tergolong stabil – dan itu yang lebih saya butuhkan ketimbang kecepatan semata. Bahkan untuk mengunduh software ringan seperti IrfanView tanpa bantuan download manager, proses dapat berlangsung mulus tanpa terputus dengan waktu rata-rata.

Jualan utama modem AHA kali ini adalah fitur TV internet dan Video on Demand-nya. Seperti telah saya jelaskan sebelumnya, ketika melakukan koneksi pertama kali, sistem akan otomatis mengunduh aplikasi MyTV yang diperlukan. Setelah melakukan instalasi, karena komputer yang saya gunakan belum terdapat Adobe AIR, maka sistem akan meminta izin untuk mengunduhnya. Setelah semuanya berhasil, saya masih harus login terlebih dahulu dengan akun AHA saya.

Setelah berhasil masuk, saya dapat melihat beberapa jendela seperti AHA My TV, AHA Programs, AHA Movies, YouTube, My Account, termasuk tampilan screenshot video, kolom deskripsi film atau tayangan, Featured Videos, banner iklan AHA dan Help. Tampilannya menurut saya cukup menarik, interaktif dan mudah digunakan.

Saya pun mencoba beberapa fitur di dalamnya. Di jendela AHA My TV, saya dapat menonton tayangan dari beberapa stasiun TV lokal dan internasional secara gratis (SCTV, RCTI, MNCTV, GlobalTV, Cartoon Network, BBC World News dan CNN International) maupun berbayar (tvOne). Kualitas tayangannya jika dilihat layar penuh masih kasar (bayangkan seperti Anda menonton video format 3gp), namun tanpa terputus atau lag sama sekali karena didukung koneksi AHA yang stabil. Selain itu keluaran suaranya juga keras dan cukup jernih.

Untuk mengetahui jeda waktu siaran, saya sengaja menyetel saluran TV yang sama di AHA My TV dan TV berlangganan. Setelah saya hitung manual, jarak antara TV berlangganan (Indovision) dengan AHA My TV mencapai satu menit! Belum lagi ditambah 5 detik lagi jika dibandingkan dengan TV yang memakai antena analog. Namun jeda hingga 65 detik ini masih bisa diterima alias tidak sampai taraf mengganggu, mengingat kita bisa mengaksesnya dari mana saja selama masih terjangkau jaringan AHA atau esia.

Lalu saya mencoba AHA Programs, di mana tersedia beberapa channel VoD alias Video on Demand. Selain TV lokal antv, terdapat juga AC Milan TV, Arsenal TV, beberapa video klip juga film. Mengapa tayangan antv masih berupa VoD, bukan Live streaming? Ketika saya tanyakan hal tersebut di sesi tanya jawab peluncuran, Erik Meijer menjelaskan bahwa konten acara antv masih banyak yang dibuat oleh pihak ketiga, di mana perjanjian kerjanya hanya untuk keperluan siaran konvensional non-internet.

Ada juga AHA Movies yang menyediakan film-film jadoel berbayar (Rp.5,000 untuk 30 hari), YouTube, serta pengajaran membaca Al Qur’an oleh Ustadz Muz. Sekedar tambahan, Anda akan melihat logo Facebook dan Twitter di tiap jendela tayangan. Dengannya, kita bisa meng-update status di kedua layanan jejaring sosial tersebut dengan mudah.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *